Sabtu, 24 Oktober 2009

Dalil tentang ilmu

Teman, ada sebuah hadis yang berbunyi " sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain, dan sejelek-jeleknya manusia adalan mereka yang panjang umurnya tapi jelek amal perbuatannya". Untuk itu, marilah kita terus berusaha menimba 'ilmu sebanyak-banyaknya agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Berikut beberapa dalil tentang 'ilmu, semoga bermanfaat.
Ø Dan jika engkau bebas ( berwaktu luang ) maka bekerja keraslah, dan kepada Tuhanmu berusahalah mendekat. ( QS. 94:7-8 ).
Ø Manusia yang ideal dalam Al- Quran adalah manusia yang mencapai ketinggian iman dan ‘ilmu. (QS. 58:11 ).
Ø Maka bila sembahyang telah usai, menyebarlah kamu di bumi dan carilah rezeki (karunia,kemurahan) Allah serta banyaklah ingat kepada Allah agar kamu berjaya. (QS. 62 : 10).
Ø Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujaadilah 58:11)
Ø Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al Alaq 1-5)
Ø Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [QS Al Ankaabut 29:69]
Ø Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (QS Maryam :25)
Ø Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`, [QS Al Baqarah 2:45]
Ø Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. [QS Yusuf 12:22]
Ø Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. [QS Al Baqarah 2:247]
Ø “Barang sipa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah menunjukkan jalan baginya menuju sorga”. (H).
Ø “Kelebihan orang berilmu (‘alim ) atas orang beribadat (‘abid ) adalah bagaikan kelebihan rembulan di malam hari ketika ia punama atas sekalian bintang – bintang” (H).
Ø ”Barang siapa mempelajari suatu ‘ilmu yang berguna untuk Dunia dan Akhiratnya, Allah akan memberi pahala kebajikan penhuni dunia selama 7000 th. Puasa siang harinya dan ibadah ibadah malam harinya akan selalu di terima Allah Tanpa ada yang ditolak”. (H).
Ø ”Barang siapa mati ketika sedang mencari ilmuuntuk menghidupkan islam, maka di surga ia sederajat dibawah para Nabi”. (H).
Ø ”Sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya tapi jelek amal perilakunya”. (H).
Ø ”Pada hari kiamat ditimbang tinta ulama ( Orang Berilmu ) dengan darah syuhada, maka ternyata tinta ulama dilebihkan dari darah syuhada”. (H).
Ø ”Seorang yang paspasan ibadahnya tapi dermawan jauh dicintai Allah dari pada seseorang ahli ibadah yang kikir”. (H).
Ø ”Malikat dilangit dan bumi melaknat siapa yang memberi fatwa kepada manusia tanpa pengetahuan”. (H).
Ø ”Barang siapa tidak memanfaatkan masa mudanya untuk menuntut ilmu, maka bertakbirlah empat kali untuknya sebagi tanda kematiannya”. ( Imam Syafi’i ).


Selengkapnya......

Jumat, 16 Oktober 2009

Tentang Ilmiu

Kalau ada yang nanya, "Kuliah di mana?" Aku pasti akan menjawab, "Kimia UGM" Bangga, mungkin. Karena sudah ada image bahwa UGM adalah kampus paling top se-Jogja. Tapi bisa jadi penanya langsung mencibir, karena aku memang masuk di jurusan yang ngga bergengsi. Tapi masih mending kan kimia UGM daripada yang lain… hehehe. Tapi bisa juga jadi sial masuk UGM, karena makin hari makin banyak aja masalah di UGM, terutama masalah biaya. Tapi masalah sebenarnya bukanlah pertanyaan dan jawaban tadi. Sebenarnya ngga jadi masalah, ketika kuliah di mana pun, jurusan apa pun, karena pada hakikatnya adalah proses untuk menimba ilmu. Ilmu, seperti yang seseorang bilang beberapa waktu lalu, yang utama dan yang terpenting adalah ilmu agama. Sedangkan ilmu-ilmu yang lain, entah itu kimia, fisika, psikologi, bahkan astronomi atau antropologi sekalipun, sebenarnya hanya menjadi sarana untuk menimba ilmu-ilmu agama.Jadi, tetap yang nomor satu adalah belajar ilmu agama. Menurut uraian di atas, maka akan menjadi salah bila lebih mementingkan ilmu-ilmu lain dibanding ilmu agama. Akan menjadi salah bila hati lebih tergerak untuk ngutak-atik ilmu lain, selain ilmu agama. Akan jadi salah pula kalau mengesampingkan bahkan melupakan ilmu agama. Yang benar adalah mengutamakan ilmu agama daripada ilmu-ilmu yang lain. Menggunakan ilmu lain untuk memperkaya ilmu agama. Caranya? Gampang teorinya, tapi ngga gampang pelaksanaannya. Misal nih, di kimia banyak membahas masalah atom atau mungkin molekul suatu zat. Atom itu kan kecil sekali, bahkan ada yang bilang kalau atom itu bagian terkecil dari suatu zat. Tapi belakangan pendapat ini disanggah oleh ahli-ahli lain yang menemukan bahwa atom masih dapat dibagi lagi. Nah lo… Tentunya, saat belajar tentang atom, tidak membuat kita melulu bicara soal energi, reaksi, atau yang lain yang berhubungan dengan atom itu sendiri. Mungkin dengan memusingkan hitungan-hitungan atau pun mekanisme-mekanisme reaksi dari atom-atom suatu zat, malah justru membuat kita lupa bicara tentang point pentingnya. Kalau disebutkan ilmu agama adalah dasar dari segala ilmu, maka harusnya setiap mempelajari ilmu tidak boleh mengesampingkan ilmu agama. Saat belajar atom, bisa menjadi pengingat bahwa kita pun bernasib sama dengan sang atom. Kalau atom adalah materi terkecil dari suatu zat, maka kita pun punya posisi yang sama dengan atom bila dibandingkan dengan Sang Maha Besar. Jadi sambil belajar bisa ingat juga dengan hakikat penciptaan kita sebagai manusia. Ini point pentingnya. Ngga cuma itu. Kalau dikaitkan bakal banyak banget hal-hal di kimia yang bisa jadi perenungan. Dari cara suatu atom "berinteraksi" dengan atom lain. mengapa untuk atom ini tidak mengadakan ikatan dengan atom itu, tentang bagaimana si atom suatu unsur dapat menjadi stabil dengan menempati energi tertentu. Semua bisa dianalogikan dengan kehidupan manusia. Tentang interaksi sesama manusia, tentang hal-hal yang membuat manusia menjadi stabil. Pokoknya banyak hal bisa jadi bahan renungan. Intinya, semua kembali ke satu hal. Sebagai pengingat bahwa kita adalah manusia, dan ada kekuasaan yang lebih besar, yaitu Sang Maha. Tapi susah juga ya untuk sekedar mengingat adanya hal-hal "kecil" yang sebetulnya justru tidak boleh terlupakan. Ya, seperti uraian di atas tadi. Kesannya kalau belajar kimia, yang terpikir adalah ilmu ini terpisah dari ilmu agama. Yang terbayang kalau mendengar tentang ilmu agama adalah masalah sholat, puasa, zakat, haji, dll. Padahal justru dengan belajar ilmu-ilmu selain agama harus lebih mengingatkan kita tentang hakikat hidup di dunia.

Selengkapnya......